Minggu, 31 Mei 2015

> Repost PPDB

> Repost PPDB

Banyak yang bertanya mengenai usia PD baru, silahkan baca peraturannya.
Operator Sekolah cukup ikuti perintah atasan masing2, tugasnya hanya input di Dapodik. 
Link download > http://www.mediafire.com/view/xvr25gs9687n8tv/peraturan_Menteri_Pendidikan_PPDB.pdf

Pendidikan Kecakapan Hidup.

Pendidikan Kecakapan Hidup merupakan kecakapan-kecakapan yang secara praksis dapat membekali peserta didikdalam mengatasi berbagai macam persoalan hidup dankehidupan. Kecakapan itu menyangkut aspek pengetahuan,sikap yang didalamnya termasuk fisik dan mental, sertakecakapan kejuruan yang berkaitan dengan pengembanganakhlak peserta didik sehingga mampu menghadapi tuntutan dantantangan hidup dalam kehidupan. Pendidikan kecakapan hidupdapat dilakukan melalui kegiatan intra/ekstrakurikuler untukmengembangkan potensi peserta didik sesuai dengankarakteristik, emosional, dan spiritual dalam prospekpengembangan diri, yang materinya menyatu pada sejumlahmata pelajaran yang ada. Penentuan isi dan bahan pelajarankecakapan hidup dikaitkan dengan keadaan dan kebutuhanlingkungan agar peserta didik mengenal dan memiliki bekaldalam menjalankan kehidupan dikemudian hari
 
Secara umum pendidikan kecakapan hidup bertujuanmemfungsikan pendidikan sesuai dengan fitrahnya, yaitumengembangkan potensi peserta didik dalam menghadapiperannya di masa mendatang.Secara khusus bertujuan untuk:
1. Mengaktualisasikan potensi peserta didik sehingga dapatdigunakan untuk memecahkan problema yang dihadapi,misalnya: masalah narkoba, lingkungan sosial.
2. Memberikan wawasan yang luas mengenai pengembangankarir peserta didik
3. Memberikan bekal dengan latihan dasar tentang nilai-nilaiyang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari
4. Memberikan kesempatan kepada sekolah untukmengembangkan pembelajaran yang fleksibel dankontekstual.
5. Mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya di lingkungansekolah, dengan memberi peluang pemanfaatansumberdaya yang ada di masyarakat sesuai prinsip MBS.

Menurut konsepnya kecakapan hidup dapat dibagimenjadi dua jenis utama, yaitu:

Kecakapan Hidup Generik (generic life skill/GLS ).a. Kecakapan Personal ( Personal Skill ).-. Kecakapan Memahami Diri ( Self Awareness Skill).Kecakapan mengenal diri pada dasarnya merupakanpenghayatan diri sebagai makhluk Tuhan YangMaha Esa, sebagai anggota masyarakat dan warganegara, serta menyadari dan mensyukuri kelebihandan kekurangan yang dimiliki sekaligus sebagaimodal dalam meningkatkan dirinya sebagai individuyang bermanfaat bagi lingkungannya
 
Kecakapan Berpikir ( Thingking Skill ).Kecapakan berpikir mencakup antara lain kecakapanmengenali dan menemukan informasi, mengolah, danmengambil keputusan, serta memecahkan masalahsecara kreatif.b. Kecakapan Sosial ( Social Skill ).Sedangkan dalam kecakapan sosial mencakupkecakapan berkomunikasi (
communication skill ) dankecakapan bekerjasama (collaboration skill ).2. Kecakapan hidup spesifik (specific life skill/SLS).Kecakapan hidup spesifik adalah kecakapan untukmenghadapi pekerjaan atau keadaan tertentu.a. Kecakapan Akademik / Intelektual( Academic Skill )Kecakapan akademik terkait dengan bidang pekerjaanyang lebih memerlukan pemikiran atau kerja intelektual.b. Kecakapan Vokasional ( Vocational Skill ).Kecakapan vokasional terkait dengan bidang pekerjaanyang lebih memerlukan keterampilan motorik.-. Kecakapan Vokasioanl Dasar ( Basic Vocational Skill )-. Kecakapan Vokasional Khusus ( Occupational Skill ).Menurut konsep di atas, kecakapan hidup adalahkemampuan dan keberanian untuk menghadapi problemakehidupan, kemudian secara proaktif dan kreatif mencari danmenemukan solusi untuk mengatasinya. Pendidikanberorientasi kecakapan hidup bagi peserta didik adalah sebagaibekal dalam menghadapi dan memecahkan problema hidup dankehidupan, baik sebagai pribadi yang mandiri, wargamasyarakat, maupun sebagai warga negara.
 
Secara rinci sebagai berikut :1. Kecakapan personal(personal skill )Kecapakan personal mencakup kesadaran diri dan berpikirrasional. Kesadaran diri merupakan tuntutan mendasar bagipeserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya dimasa mendatang. Kesadaran diri dibedakan menjadi dua,yaitu :(a) Kesadaran diri difokuskan pada kemampuan pesertadidik untuk melihat sendiri potret dirinya.Pada tataran yang lebih rendah peserta didik akanmelihat dirinya dalam hubungannya dengan lingkungankeluarga, kebiasaannya, kegemarannya, dansebagainya. Pada tataran yang lebih tinggi, pesertadidik akan semakin memahami posisi drinya dilingkungan kelasnya, sekolahnya, desanya, kotanya,dan seterusnya, minat, bakat, dan sebagainya.(b) Kecakapan berpikir merupakan kecakapan dalammenggunakan rasio atau pikiran. Kecakapan inimeliputi kecakapan menggali informasi, mengolahinformasi, dan mengambil keputusan secara cerdas,serta mampu memecahkan masalah secara tepat danbaik. Pada jenjang pendidikan menengah (SMP danSMA) ketiga kecakapan tersebut jauh lebih kompleksketimbang dengan tingkat sekolah dasar.2. Kecakapan sosial (
social skill )Kecakapan sosial dapat dipilah menjadi dua jenis utama,yaitu :(a) Kecakapan berkomunikasiKecakapan berkomunikasi dapat dilakukan baik secaralisan maupun tulisan. Sebagai makhluk sosial yanghidup dalam masyarakat tempat tinggal maupun tempatkerja, peserta didik sangat memerlukan kecakapanberkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan. Dalamrealitasnya, komunikasi lisan ternyata tidak mudah dila-kukan.
 
Seringkali orang tidak dapat menerima pendapat lawan bicaranya, bukan karena isi atau gagasannya tetapi karena cara penyampaiannya yang kurang berkenan.Dalam hal ini diperlukan kemampuan bagaimana memilih kata dan cara menyampaikan agar mudah dimengerti oleh lawan bicaranya. Karena komunikasi secara lisan adalah sangat penting, maka perlu ditumbuh kembangkan sejak dini kepada peserta didik.Lain halnya dengan komunikasi secara tertulis. Dalam hal ini diperlukan kecakapan bagaimana cara menyampaikan pesan secara tertulis dengan pilihan kalimat, kata-kata, tata bahasa, dan aturan lainnya agarmudah dipahami orang atau pembaca lain.(b) Kecakapan bekerjasama Bekerja dalam kelompok atau tim merupakan suatukebutuhan yang tidak dapat dielakkan sepanjang manusia hidup. Salah satu hal yang diperlukan untukbekerja dalam kelompok adalah adanya kerjasama.Kemampuan bekerjasama perlu dikembangkan agarpeserta didik terbiasa memecahkan masalah yangsifatnya agak kompleks. Kerjasama yang dimaksudkanadalah bekerjasama adanya saling pengertian dan membantu antar sesama untuk mencapai tujuan yang baik, 

Jumat, 29 Mei 2015

Guru Sebagai Pengelola Kelas

Dalam hal ini tentu saja guru berharap siswa mau belajar, baik dalam jam pelajaran tersebut atau sesudah materi dari guru ia terima. Belajar adalah kegiatan individu memperoleh pengetahuan, perilaku, dan keterampilan dengan cara mengolah bahan belajar. Proses belajar mengajar akan berlangsung dengan baik jika guru dan siswa sama-sama mengerti bahan apa yang akan dipelajari sehingga terjadi suatu interaksi yang aktif dalam PBM di kelas dan hal ini menjadi kunci kesuksesan dalam mengajar.

          Ada beberapa hal yang harus kita perhatikan untuk kenyamanan disaat proses belajar mengajar berlangsung
1.  tidak membuat siswa bosan dan takut ·
2.  mempunyai selera humor ·
3.  tidak mudah marah ·
4.  mau diajak berdialog dengan siswa ·
5.  menghargai pendapat siswa dan tidak mudah menyalahkan ·
6.  menghargai keberadaan siswa ·
7.  tidak pilih kasih terhadap siswa ·
8.  menguasai & menjelaskan materi dengan baik     

            Dengan begitu akan terjadi proses perubahan dalam diri siswa bukan hanya pada hasil belajar tetapi juga pada perilaku dan sikap siswa. Jadi, mengajar dengan sukses itu tidak hanya semata-mata memberikan pengetahuan yang bersifat kognitif saja, tetapi di dalamnya harus ada perubahan berpikir, sikap, dan kemauan supaya siswa mau terus belajar. Timbulnya semangat belajar dalam diri siswa untuk mencari sumber-sumber belajar lain merupakan salah satu indikasi bahwa guru sukses mengajar siswanya. Dengan demikian kesuksesan dalam mengajar adalah seberapa dalam siswa termotivasi untuk mau terus belajar sehingga mereka akan menjadi manusia-manusia pembelajar. Caranya? Sebagai guru mari kita mau membuka diri dan melihat secara jernih apa yang menjadi harapan siswa dalam diri kita

Karakteristik Guru Berkarakter

  
          Guru adalah orang yang telah memanggul tanggung jawab sebagai salah satu pembentuk karakter manusia. Sumbangan karakter guru termasuk yang paling kontributif. Pengaruh seorang guru terhadap anak didiknya hampir sebesar pengaruh orang tua terhadap anaknya. Bahkan, kadang kita sering menemui seorang anak, ketika diperintah oleh orangtuanya tidak mau mengerjakan, tetapi kalau diperintah guru dia mau mengerjakan. Walaupun hanya kasuistik, tapi itu mencerminkan bahwa pengaruh guru terhadap siswa sangatlah besar, termasuk dalam proses pembentukan karakternya. 'Guru kencing berdiri, maka murid kencing berlari' ungkapan yang sudah tidak asing bagi kita semua.

        Sekolah-sekolah formal (SD, SMP dan SMA) memiliki porsi belajar yang dirancang untuk mendapatkan pengetahuan yang cukup sebagai bekal hidup. Selama kurang lebih 7 jam per
 hari di sekolah sebagai peserta didik oleh guru. Dari 7 jam perhari itu, diharapkan karakter siswa terbangun,baik melalui proses belajar mengajar ataupun interaksi antar civitas akademika. Tetapi jika kita amati dan sadari, ternyata dari sekian waktu interaksi antara guru dan anak didik, yang terjadi adalah proses transfer ilmu pengetahuan, bukan pada proses pembentukan karakter yang utuh. Sebagian besar waktu di kelas tersedia untuk menghabiskan target kurikulum yang diminta oleh dinas pendidikan. Sebagai akibatnya ikatan emosi antara guru dengan anak didik terasa hambar, bahkan, kesan ikatan yang tercipta seperti layaknya penjual dan pembeli. 'Apa yang saya berikan, harus mendapatkan imbalan yang setimpal, atau bahkan harus untung' setidaknya begitulah ekstrimnya, atau bahkan itu sudah lumrah.

          Setelah pulang sekolah, waktu yang dilalui seorang anak mempunyai pengaruh yang sama dengan lingkungan sekolah terhadap karakternya. Sedangkan kita semua paham, bahwasanya saat ini lingkungan luar sekolah memiliki sumbangan yang relatif kurang baik untuk pembentukan karakter anak. Saat ini kita akan mudah menemukan anak SMP berpacaran layaknya mahasiswa (orang dewasa). Kita akan mudah menemukan anak SMP bergaya hidup seperti orang dewasa, membentuk geng, berkonflik dengan teman hanya karena urusan cewek/cowok, dan lain-lain. Maka bukannya pesimis, tetapi jika hal ini tidak ada langkah preventif di dunia pendidikan, maka pendidikan kita hanya akan menghasilkan siswa yang pintar tetapi tidak berkarakter sebagai seorang yang terdidik. Atau bahkan lebih ironis, sudah tidak begitu pintar tidak berkarakter pula.

       Sebagai orang
 tua, kita akan lebih senang melihat anak yang berakhlak baik, sopan, dan menghormati terhadap orang yang lebih tua. Kita akan lebih senang lagi kalau anak itu ternyata adalah anak yang pandai. Kalaupun ternyata tidak pandai, kita tidak mempermasalahkan. Kita akan kecewa jika mengetahui anak yang pandai dan jenius, tetapi ternyata mempunyai akhlak yang buruk, tidak tahu tatakrama, dan sombong. Oleh sebab itu kita sudah pasti sepakat bahwa tugas pendidikan membentuk karakter kepribadian anak tidak hanya pandai akademis, tetapi juga akhlak.
          Seoarang guru selain mempunyai kompetensi pedagogis sebagai basic pengajar, guru harus mempunyai beberapa kompetensi utama dalam melakukan proses pembelajaran pendidikan karakter.
       Kompetensi pertama adalah kompetensi kepribadian, menjadi guru yang berkepribadian baik, santun, serta mengembangkan sifat terpuji sebagai seoarang guru. Pendidikan karakter membutuhkan guru yang dapat memberikan nilai yang dapat langsung dicontoh oleh siswa. Bukan malah sebaliknya, guru memberikan contoh yang berdampak kurang persuasifnya siswa terhadap karakter dan kepribadian. Seperti sebagian guru dikota metropolitan yang berorientasi kemateri. Menuntut tunjangan lebih besar tetapi tidak diimbangi dengan kualitas serta profesionalitas di dalam melaksanakan pembelajaran.
         Kedua, kompetensi berinteraksi dan berkomunikasi. Guru berhasil membangun hubungan yang baik dengan siswa tanpa menghilangkan sopan santun antara guru dan murid. Sudah menjadi kewajiban guru untuk menjalin hubungan yang harmonis dengan siswanya. Melakukan pendekatan yang persuasif untuk meningkatkan motivasi dalam belajar. Mampu memberikan konsep belajar mengajar yang tidak menekan dan memaksa terhadap siswa.
        Ketiga,  Siswa digambarkan sebagai sebuah kertas putih yang masih bersih yang nanti akan diisi dengan catatan-catatan kehidupan. Oleh sebab itu guru harus selalu memberikan bimbingan di dalam pengisian kertas putih yang bersih ini. Siswa akan selalu membutuhkan bimbingan dari orang lain dalam menjalani kehidupanya yang semakin kompleks.

          Kita patut untuk memberikan apresiasi terhadap guru-guru Indonesia yang selama ini telah berjuang mencerdaskan generasi bangsa. Menghilangkan kebodohan dan membentuk kepribadian yang luhur serta memperjuangkan karakter bangsa yang bersih. Tetapi disisi lain, masih banyak karakter-karakter bejat dan culas yang masih menggerogoti negeri ini. Hal ini bukan menjadi tugas guru semata tetapi juga tugas kita semua. Semoga dimasa yang akan datang guru-guru Indonesia lebih berkarakter luhur di dalam melaksanakan pendidikan karakter nasional yang lebih realistis.
      
        Guru yang berkarakter adalah guru yang mempunyai prinsip hidup  dan perenungannya  dan kebebasan dalam berkreasi.Dengan prinsip yang  hidup yang dihasilkan dari pencarian dan perenungan, seorang guru mem­punyai kepercayaan diri dalam membimbing dan mendidik peserta didik sesuai dengan  per­kembangan dan kemam­puannya. Dengan kebebasan berkreasi, guru diharapkan dapat mengem­bangkan pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif, kreatif, dan inovatif sehingga potensi siswa berkembang secara maksimal. 
        Guru bekarakter akan berusaha menciptkan iklim belajar yang efektif dan menyenangkan, de­ngan kreativitas metode pem­belajaran, untuk mengurangi ke­jenuhan dan menyesuaikan dengan konteks pembelajaran sehingga tumbuh kegairahan dan motivasi instrinsik dan ekstrinsik.Dengan karakter positif yang ditunjukkan guru, diharap­kan pelanggaran disipilin ber­kurang; siswa berperilaku wajar, percaya diri, dan tidak sombong; dan persaingan sehat antarsiswa, kelas, dan guru tumbuh di lingkungan sekolah atau lembaga pendidikan.Itulah pentingnya guru berkarakter bagi pem­bentukan karakter generasi muda.        
       Guru adalah manusia biasa dan sebagai manusia biasa dalam melaksanakan peran sebagai pendidik dan sebagai pemimpin bagi anak didiknya dalam pelaksanaan Proses Belajar Mengajar mereka memiliki gaya tersendiri.
ada tiga tipe kategori dari gaya guru sebagai pendidik yaitu; gaya otoriter, gaya masa bodoh dan gaya demokrasi.
       Yang pertama, kita pasti pernah berhadapan dengan guru dengan gaya atau karakter otoriter ini, dimana  memperlihatkan kekuasaan mutlak atas anak didiknya selama pelaksanaan PBM (proses Belajar Mengajar) dan karakter otoriter ini juga dapat mendatangkan mimpi buruk bagi setiap anak didik. Senyuman manis dan kata- kata yang lembut merupakan barang yang langka yang diperoleh dari guru berkarakter otoriter ini. 
       Kedua, guru dengan karakter masa bodoh. Karakter seperti ini cendrung menurunkan kualitas budaya sekolah. Suasana kelas akan menjadi amburadul, apalagi bila anak didik dikelas cukup banyak. Peranan guru yang berkarakter “masa bodoh” ini bisa agak bagus apa bila ia mengelola kelas dengan anak didik sedikit. Guru dengan karakter demikian perlu bersikap lebih tegas dan punya prinsip atas nilai kebenaran. 
        Terakhir, Guru yang berkarakter demokratis adalah guru yang memiliki hati nurani yang tajam. Guru dengan karakter beginilah yang mampu menghadirkan hatinya dalam emosi anak didik selama pembelajaran. Guru berkarakter demokratis dan memiliki wawasan yang tinggi tentu akan mampu menenangkan hati anak didik atau memotivasi mereka dalam pembelajaran. Guru yang mampu menghadirkan hatinya pada hati anak didik disebut sebagai guru yang baik dan mereka akan dikenang oleh anak didik sepanjang hayatnya. Yang lebih banyak dikenang adalah guru yang baik.
       Setiap anak didik telah banyak mengenal banyak guru dalam hidupnya, ada guru yang pintar dan ada guru yang baik. Sekali lagi bahwa guru yang berkesan bagi mereka adalah guru yang menghadirkan hati atau emosinya saat melaksanakan PBM. Guru yang cerdas atau pintar namun memiliki pribadi yang kaku, mungkin juga kasar, kurang bisa bersimpati, pasti tidak banyak memberi pengaruh kepada anak didik. Guru yang mampu memberi pengaruh untuk masa depan anak didik melalui kata- kata atau bahasanya adalah guru yang memiliki pribadi yang hangat dan juga cerdas. 
       Kata-kata yang diucapkan oleh guru kepada siswa atau anak didik dalam pergaulan mereka di sekolah sangat menentukan masa depan mereka. Kata kata yang diucapkan oleh guru pada anak didik ibarat panah yang lepas dari busur. Kata yang keluar dari mulut guru akan menancap pada hati anak didik. Bila kata- kata tadi melukai hati mereka, maka goresannya akan membekas sampai tua. Sering kata kata yang tidak simpatik dari seorang guru telah menghancurkan semangat hidup mereka. Sebaliknya kata kata yang mampu memberi dorongan semangat juga sangat berarti dalam menumbuh dan mengembangkan semangat hidup- semangat belajar dan bekerja mereka. Maka untuk itu guru perlu menjalin hubungan dengan anak didik lewat kata- kata yang berkualitas.(at)

                                                              

Kamis, 28 Mei 2015


HASTA KARYA SAGULUNG MENUJU KEPRI

Sagulung (28-05-15).Satu lagi prestasi yang diraih siswi SD Negeri 006 sagulung yaitu Amelia Reza Agustyne kelas IV dalam perlombaan Hasta Karya tingkat kota batam yang diadakan 27 Mei 2015  di Gedung gurindam Dinas Pendidikan Kota Batam. Dengan meraih Juara 1 tingkat Kota Batam Otomatis akan melaju ketingkat propinsi yaitu di tanjung pinang. Untuk melaju ketingkat kota bukan hal yang mudah karana sebelumnya juga harus ikut  berkompetensi dari tingkat gugus maupun tingkat kecamatan sesagulung.

Untuk cabang hasta Karya yang mewakili sagulung dengan guru pendamping Dewi Popi Mulia yaitu membuat keranjang bunga yang terbuat dari Rotan bukan hanya ditahun ajaran 2014/2015 namun ditahun ajaran sebelumnya juga yang diikuti oleh Nadia Putri yang sekarang sudah kelas enam sudah pernah sampai ketingkat propinsi dan mendapatkan juara dua sepropinsi kepri.

Amel nama panggilan sehari hari oleh teman-temnaya selain berprestasi di non akademik juga berprestasi di akademik, seperti yang di sampaikan oleh Wali kelas IV A Bapak Abu Talha Al, Reza sangat antusias dan semangat ketika dalam proses kegiatan belajar mengajar (KBM) dan nilai yang didapatkan juga selalu bagus dan ketika pembagia raport nilainya juga yang paling tinggi.

Dalam kesehariannya reza adalah anak yang sedikit kalem bertutur kata lembut sopan santun terhadap guru dan penyayang kepada sesama temannya. Anak tunggal dari pasangan Heru Yuli (alm) dan Isnayani selain disibukan kegiatan Sekolah pada pagi harinya sepulang sekolah juga harus belajar mengaji di mesjid dan jam 4.30 mengikuti pelajaran tambahan yaitu Les.

Harapan dari kepala sekolah dan majlis Guru SD Negeri 006 Sagulung buat Amel semoga tetap berusaha dan belajar dengan gigih supaya ditingkat  diprovinsi nanti mendapatkan jura satu tentunya

Ads Inside Post