Banyak dari kita yang merasa khawatir akan selamanya menjadi miskin, padahal sebenarnya itu tidak perlu. Kita sebaiknya jangan khawatir, rezeki seseorang telah ditentukan dan ditetapkan oleh Allah SWT sejak dari awal kita lahir. Allah sendiri yang sudah berkata demikian, jadi tidak ada alasan untuk kita tidak mempercayai kata-kata yang diucapkan langsung oleh pemilik semesta alam. Meski begitu, bukan berarti kita bisa begitu dengan enaknya menunggu rezeki datang karena ternyata rezeki yang dijanjikan oleh Allah baru akan datang jika kita yang datang untuk menjemputnya.
Yang paling sering dikutip ketika orang melakukan ceramah atau dakwah dengan aturan rezeki seseorang sebagai temanya, maka surat Huud ayat 6 adalah pilihan mereka. Jelas saja, karena ayat ini merupakan ayat yang paling menjelaskan semuanya, dimana isi dari ayatnya adalah bahwa semua makhluk yang bernyawa di Bumi sudah dijaminkan oleh Allah rezekinya. Allah juga mengetahui tempat tinggal dan penyimpanan rizki tersebut, dimana semuanya sudah tertulis dalam kitab yang bernama Lauh Mahfuz yang tugasnya adalah untuk mencatat semuanya.
Kata Rezeki berasal dari bahasa arab ar-rizqu yang akarnya bisa ditelusuri hingga kata razaqa. Razaqa ini secara bahasa bisa berarti memberi maupun pemberian, dimana menurut al-Baydhawi dan Razi ar-rizqu bisa berarti juga sebagai al-hazhu, porsi untuk seseorang yang di dalamnya tidak ada bagian untuk orang lain lagi. Menurut Ibn Abdis Salam, ar-rizqu bisa berarti sebagai apapun yang mampu dimanfaatkan untuk orang tersebut. Dari kata awalnya juga bisa diambil keputusan bahwa manusia harusnya jangan khawatir, rezeki seseorang telah ditentukan dan ditetapkan oleh Allah SWT.
Rezeki Seseorang Telah Ditentukan, Tapi Kita Harus Berusaha Mendapatkannya.
Memang segala macam yang berhubungan dengan rezeki sudah ditentukan oleh Allah SWT dari sejak awal makhluk tersebut diciptakan, tapi bukan berarti rezeki tadi akan datang menemui targetnya tanpa si target berusaha apa-apa. Karena hal ini juga, dalam Islam ada yang disebut sebagai “Ikhtiar” yang secara bahasa berarti memilih. Menurut istilah, ikhtiar berarti seseorang telah memilih untuk melakukan sesuatu dan mengerahkan segenap tenaganya demi mencapai apa yang ia inginkan, harapan yang dia miliki untuk sesuatu yang bernilai di dunia maupun yang bernilai di akhirat.
Perintah untuk berikhtiar demi menjemput rezeki sudah tertulis di dalam Al-Qur’an, tepatnya pada surat al-Jumu’ah ayat 10. Ayat tersebut mengatakan apabila seseorang sudah melakukan shalat dan berdoa sekuat tenaga, maka mereka harus segera menyebar di seluruh pelosok bumi untuk mencari karunia yang datang langsung dari Allah SWT. Allah juga menyarankan mereka untuk mencari banyak karunia agar bisa beruntung.
Jika bukti dalam Al-Qur’an masih belum cukup bagi seseorang yang ingin mendapatkan rezeki dari Allah SWT, maka ada hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dari Zubair bin Awwam radhiallah. Hadits tersebut berkata tentang jika seseorang manusia membawa tali yang digunakan untuk mencari kayu bakar lalu menjualnya dan Allah mencukupi ia dengan hasil penjualan tadi, maka hal tersebut jauh lebih baik daripada ia harus berkeliling di sebuah tempat dan meminta-minta kepada orang terlepas dari diberikan atau tidaknya uang yang ia minta-minta tadi. Ia juga seharusnya jangan khawatir, rezeki seseorang telah ditentukan dan ditetapkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar