Karena guru memegang peranan penting dalam mendidik, walau tidak bisa ditampik dalam mendidik diperlukan juga figure orang tua, bahwa dalam tujuan pendidik adalah mencetak pribadi yang kukuh, kuat dalam jiwa anak-anak supaya mereka dapat berguna bagi masyarakatnya.
Ketika anak-anak datang ke sekolah saatnya bersama guru yang disayang dan menjadi figur yang baik tetapi terkadang kita sebagai guru lupa menjadi figur yang mereka butuhkan bahkan terkadang kita mencontohkan yang tidak baik kepada anak-anak yang menerima saja apa saja yang dilihat dan didengarnya. Karena guru adalah model untuk siswa-siswinya. Guru adalah yang selalu dipandangnya manis. Guru adalah yang selalu dipandangnya ok. Guru adalah yang selalu mengingatkannya untuk berbuat baik. Guru adalah yang selalu menjadi tolak ukur yang dirasakannya, jadi apa ada alasan untuk tidak ikhlas di hadapannya, apa ada alasan untuk bermuka masam di hadapan anak-anak yang penuh harap dihatinya. Jadi apa masih ada alasan untuk untuk tidak hadir di hadapan mereka, apa masih juga beralasan untuk hal yang kita bisa kerjakan kelak ?
Ketika kita sebagai guru dapat menikmati manisnya mengajar, manisnya bersama tawa dan canda mereka, manisnya bersama pola tingkahnya yang membuat hati ini banggga, manisnya melihat mereka mampu mengerjakan apa yang kita arahkan, manisnya menikmati mereka tumbuh menjadi seseorang yang di dalam diri mereka ada andil kita dalam mendidik mereka, tidak ada rasa yang tidak ikhlas ketika mengajar, tidak ada muka yang masam di hadapan mereka, tidak ada rasa jenuh dalam perjumpaan. Walau setiap guru tidak mulus adanya, ada saja dari orangtua atau masyarakat yang mengkritik dengan cara yang kurang pantas. Toh, guru tidak akan gelap mata ketika mendapat kritikan, dia akan terus berusaha untuk menjadi figur yang sangat disayangi oleh anak-anak.
Waallahu’alam…..semoga kita bisa menjadi guru yang Sabar dan ikhlas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar