Kamis, 28 Juli 2016

Tak ada LKS di semester genap, SDN 08 Sei Beduk siap memberdayakan guru membuat soal


BATAM (SP) - SDN 08 Sei Beduk yang menginjak tahun ke 5 nya selama ini tak pernah risau dengan adanya masalah LKS yang baru-baru ini heboh. Justru wali murid di kala tahun ajaran baru ngotot untuk bisa mendapatkan LKS lebih awal dengan memesannya bersamaan dengan PPDB.
"Tiap tahun kita ada 5 jenis LKS yang dipakai yaitu LKS per tema, LKS mapel agama, bahasa inggris, olahraga, dan arab melayu. Dari sekolah tak pernah ada paksaan kepada pihak orang tua siswa untuk membeli/memesan LKS, kita menawarkan saja kepada mereka, namun justru orang tua yang ngotot minta LKS barengan saat mendaftarkan putra putrinya. Memang ada soal-soal di dalam panduan tematik cuma kurang luas dan kurang banyak, kalau di LKS lebih dikembangkan,"terang Tri Hastuti SPd, kepsek SDN 08 Sei Beduk kepada suarapendidikan kamis (28/7).
Dengan kebijakan walikota batam Rudi terkait diperbolehkannya penggunaan LKS hingga akhir semester ganjil, tuti mengaku tak terlalu risau dengan kebijakan tersebut. "Bila memang dirasa LKS tak diperlukan lagi di semester genap, kita akan memberdayakan guru untuk kreatif membuat soal. Guru akan difasilitasi dengan buku paket, buku siswa, dan buku penunjang lain agar bisa kreatif dalam membuat soal, guru juga bisa lebih kreatif dan aktif mengembangkan materi soal-soal dari panduan tematik, dan terkait masalah ini, jumat (29/7) kita adakan pertemuan dengan wali murid kelas 1 dan 2 berikut membahas program sekolah, sabtu (30/7) kita gelar juga pertemuan dengan wali murid kelas 3-5 dengan bahasan yang sama,"ujar tuti.
Lagi kata tuti, buku paket pun masih memakai pengajaran tahun kemarin. " Kalau menunggu revisi terus menerus, tak belajar-belajar nanti siswanya, jadi sambil menunggu revisi pembelajaran selama tidak menyimpang silabusnya pembelajaran tahun kemarin masih kita pakai untuk KBM,"urainya.
Dan menanggapi statement pendidikan gratis, tuti mengatakan masyarakat pada umumnya tak paham gratisnya itu sampai dimana. " gratis kalau dari pihak sekolah tidak ada pembebanan biaya bulanan/bebas spp, tapi untuk buku, memang pemerintah mencanangkan buku gratis, namun masih terkendala banyak hal sehingga tak lancar realisasinya, seharusnya masyarakat juga harus menyadari hal ini. Gratis, kalau diterapkan di negara kita saat ini saya rasa belum mampu direalisasikan oleh pemerintah dengan limitnya anggaran. Dan mengenai standar SPM tentang PPDB, Dari sekolah, bila ada pengurangan kuota siswa tahun depan sesuai standar SPM justru saya mendukung, dengan siswa yang tak terlalu banyak, kinerja mengajar guru menjadi maksimal dan optimal, kualitas lulusan siswa akhirnya bisa terjamin karena guru tak kelelahan mengajar sekian banyak siswa, jadi masyarakat harus pula manyadari, orang tua yang sadar pendidikan dan ingin anaknya berprestasi sekiranya mampu dalam ekonominya dihimbau menyekolahkan anaknya ke sekolah yang bonafide, tidak membebankan dengan memaksakan sekolah di negeri,"pungkasnya.(dian)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ads Inside Post