Foto : pelaksanaan unbk di smps matreiyawira sesi kedua |
BATAM (SP) - Pelaksanaan UN SMP menginjak hari kedua dari
yang dijadwalkan sejak senin (9/5) hingga kamis (12/5). Hadir untuk memantau
jalannya UNBK di SMPS Matreiyawira, 3 petugas dari inspektorat kementerian
nasional yaitu Achmadi Zanuar SH (ketua), Drs. Djoko Handoyo, Ismail Nugroho, SE.
Sesuai arahan Disdik, di Batam hanya 2 SMP umum yang melaksanakan UN berbasis
komputer (UNBK) yaitu SMPN 6 Batam dan SMPS Matreiyawira.
Hal ini dijelaskan oleh kepala sekolah SMPS Matreiyawira,
Binyu mettalina chu kepada suarapendidikan selasa (10/5) di sela pelaksanaan UN
hari kedua. "Untuk 4 sekolah lain yaitu Independent, Global Indo Asia,
mondial, dan kallista adalah satuan pendidikan kerjasama, kurikulum mereka
berbeda, memakai kurikulum negara
tetangga sehingga mereka wajib melangsungkan UN berbasis komputer karena
siswanya orang indonesia. Sedangkan sekolah umum di batam hanya matreiyawira
dan SMPN 6 yang mendapat arahan untuk melaksanakan UNBK,"terang Binyu.
Dikatakannya, selama 2 hari ini pelaksanaan UN pada hari
pertama ada kendala. " UNBK memang ada efeknya dibandingkan dengan UN
berbasis kertas, antara lain listrik tak boleh padam sehingga kita sedia genset
untuk mengantisipasinya, dan jaringan harus stabil tidak boleh lelet, kita
memakai 2 jaringan, optik dan telkomsel, bila terjadi kepadaman listrik/putus
jaringan akibatnya siswa mengalami keterlambatan dalam pengerjaan soal walaupun
itu tidak mengurangi durasi pengerjaan soal. Ada kejadian, pada saat waktu
habis, jam komputer otomatis padam sendiri, sedangkan siswa tidak menekan
tombol selesai sehingga soal tidak bisa diupload, kita hubungi pihak jakarta,
akhirnya soal bisa diupload lewat jaringan pusat. Meskipun begitu UN berbasis
komputer lebih banyak keuntungannya, selain hemat kertas, ramah lingkungan,
pengawas tak perlu terlalu banyak dan tidak memakan jumlah kelas yang terpakai,
siswa kita sebanyak 156 orang, terbagi dalam 2 sesi waktu, sesi pertama pukul
07.30 - 09.30 dan sesi kedua pukul 10.30-12.30, kita menggunakan 3 lab, diisi
ruang pertama 25 siswa, ruang kedua 26 siswa , ruang ketiga 27 siswa, kita
memakai lab sma/smk kita, 1 lab cadangan, pengawas 2 orang dari sekolah lain,
proktor 1 dari intern sekolah, total pengawas 12 orang, sedangkan tahun lalu kami melaksanakan UN
berbasis kertas bisa membutuhkan kurang lebih 20 pengawas, kelas diisi 20
siswa, lokal bisa memakai 7-8 kelas, dan hingga hari kedua ini siswa tidak ada
absen, kesan mereka lebih senang dengan pelaksanaan unbk, lebih efisien, kartu
id diberi kembali ke panitia ujian seusai ujian menghindari resiko hilang, dan
bila esok harinya hingga pelaksanaan UN usai, siswa ada yang tidak masuk maka
ada jadwal UN susulan di minggu depannya senin (16/5) dan selasa (17/5),"tutupnya.(dian)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar