Masa
remaja adalah masa transisi antara masa kanak-kanak kemasa pubertas masa dimana
seorang remaja merasa dirinya sudah mampu mengambil keputusan namun kebanyakan
tidak jarang semua menjadi lepas kendali dliuar batas kontrol.
Akhir-akhir ini di beberapa media masa sering kita membaca tentang perbuatan
kriminalitas yang terjadi di negeri yang kita cintai ini. Ada anak remaja yang
berbuat kriminalitas seperti pencurian, perkelahian antar pelajar, bolos
sekolah, tawuran, penyalahgunaan narkoba dan minum-minuman keras dan masih
banyak lagi kriminalitas yang terjadi di negeri ini.
Kenakalan remaja
meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana yang
dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan
orang-orang di sekitarnya.Ulah para remaja yang masih dalam tarap pencarian
jati diri sering sekali mengusik ketenangan orang lain. Kenakalan-kenakalan
ringan yang mengganggu ketentraman lingkungan sekitar seperti sering keluar
malam dan menghabiskan waktunya hanya untuk hura-hura seperti minum-minuman
keras, menggunakan obat-obatan terlarang, berkelahi, berjudi, dan lain-lainnya
itu akan merugikan dirinya sendiri, keluarga, dan orang lain yang ada
disekitarnya.Cukup banyak faktor yang melatar belakangi terjadinya kenakalan
remaja. Berbagai faktor yang ada tersebut dapat dikelompokkan menjadi faktor
internal dan faktor eksternal.
Perubahan biologis dan
sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi.
Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya. Kedua,
tercapainya identitas peran. Kenakalan remaja terjadi karena remaja gagal
mencapai masa integrasi kedua.
Krisis identitas bukan bermakna
orang yang tidak mengenal namanya, tetapi orang yang lupa fungsi dan
perannya, krisis identitas muncul
sebagai efek atau dampak seseorang yang mengalami degradasi konsep diri, konsep diri terkikis
oleh kritik, terkikis oleh berbagai komentar negatif, terkikis oleh masukan dan
saran yang terkesan bagus, terkesan melenakan tetapi sebenarnya merusak konsep diri. " DIRIMU ADALAH APA YANG KAMU PIKIRKAN",
semakin lunak pemikiran kita terhadap diri, semakin kecil upaya kita untuk
meningkatkan kapasitas diri, banyak keraguan, banyak ketidakpercayaan yang
akhirnya mengikis kepercayaan
Begitupun bagi mereka
yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan
kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya.Kurangnya perhatian dari orang tua, serta
kurangnya kasih sayang Keluarga merupakan unit sosial terkecil yang
memberikan fondasi primer bagi perkembangan anak. Sedangkan lingkungan sekitar
dan sekolah ikut memberikan nuansa pada perkembangan anak. Karena itu
baik-buruknya struktur keluarga dan masyarakat sekitar memberikan pengaruh baik
atau buruknya pertumbuhan kepribadian anak.Keadaan lingkungan keluarga yang menjadi
sebab timbulnya kenakalan remaja seperti keluarga yang broken-home, rumah
tangga yang berantakan disebabkan oleh kematian ayah atau ibunya, keluarga yang
diliputi konflik keras, ekonomi keluarga yang kurang, semua itu merupakan
sumber yang subur untuk memunculkan delinkuensi remaja.
Dalam kehidupan
berkeluarga, kurangnya pembinaan agama juga menjadi salah satu faktor
terjadinya kenakalan remaja. Dalam pembinaan moral, agama mempunyai peranan
yang sangat penting karena nilai-nilai moral yang datangnya dari agama tetap
tidak berubah karena perubahan waktu dan tempat.
Pembinaan moral ataupun agama bagi remaja melalui rumah tangga perlu dilakukan sejak kecil sesuai dengan umurnya karena setiap anak yang dilahirkan belum mengerti mana yang benar dan mana yang salah, juga belum mengerti mana batas-batas ketentuan moral dalam lingkungannya. Karena itu pembinaan moral pada permulaannya dilakukan di rumah tangga dengan latihan-latihan, nasehat-nasehat yang dipandang baik.
Pembinaan moral ataupun agama bagi remaja melalui rumah tangga perlu dilakukan sejak kecil sesuai dengan umurnya karena setiap anak yang dilahirkan belum mengerti mana yang benar dan mana yang salah, juga belum mengerti mana batas-batas ketentuan moral dalam lingkungannya. Karena itu pembinaan moral pada permulaannya dilakukan di rumah tangga dengan latihan-latihan, nasehat-nasehat yang dipandang baik.
Jika dalam kehidupan
bermasyarakat, remaja sering melakukan keonaran dan mengganggu ketentraman masyarakat
karena terpengaruh dengan budaya barat atau pergaulan dengan teman sebayanya
yang sering mempengaruhi untuk mencoba. Sebagaimana diketahui bahwa para remaja
umumnya sangat senang dengan gaya hidup yang baru tanpa melihat faktor
negatifnya, karena anggapan ketinggalan zaman jika tidak mengikutinya.
Akibat dari kenakalan
yang dilakukan oleh remaja akan berdampak bagi dirinya sendiri dan sangat
merugikan baik fisik dan mental, walaupun perbuatan itu dapat memberikan suatu
kenikmatan akan tetapi itu semua hanya kenikmatan sesaat saja. Dampak bagi
fisik yaitu seringnya terserang berbagai penyakit karena gaya hidup yang tidak
teratur. Anak merupakan penerus keluarga yang nantinya dapat menjadi tulang
punggung keluarga apabila orang tuanya tidak mampu lagi bekerja. Apabila remaja
selaku anak dalam keluarga berkelakuan menyimpang dari ajaran agama, akan
berakibat terjadi ketidakharmonisan di dalam kekuarga dan putusnya komunikasi
antara orang tua dan anak.
Apabila remaja berbuat
kesalahan dalam kehidupan masyarakat, dampaknya akan buruk bagi dirinya dan
keluarga. Masyarakat akan menganggap bahwa remaja itu adalah tipe orang yang
sering membuat keonaran, mabuk-mabukan ataupun mengganggu ketentraman
masyarakat. Mereka dianggap anggota masyarakat yang memiliki moral rusak, dan
pandangan masyarakat tentang sikap remaja tersebut akan jelek. Untuk merubah
semuanya menjadi normal kembali membutuhkan waktu yang lama dan hati yang penuh
keikhlasan.
Dari berbagai faktor
dan permasalahan yang terjadi di kalangan remaja masa kini sebagaimana telah
disebutkan di atas, maka tentunya ada beberapa solusi yang tepat dalam
pembinaan dan perbaikan remaja masa kini. Kenakalan remaja dalam bentuk apapun
mempunyai akibat yang negatif baik bagi masyarakat umum maupun bagi diri remaja
itu sendiri. Tindakan penanggulangan kenakalan remaja dapat dibagi dalam:
Usaha pencegahan
timbulnya kenakalan remaja secara umum dapat dilakukan melalui Mengenal dan
mengetahui ciri umum dan khas remaja serta Mengetahui kesulitan-kesulitan yang
secara umum dialami oleh para remaja. Kesulitan-kesulitan mana saja yang
biasanya menjadi sebab timbulnya pelampiasan dalam bentuk kenakalan. Sementara Usaha pembinaan remaja dapat
dilakukan melalui Menguatkan
sikap mental remaja supaya mampu menyelesaikan persoalan yang dihadapinya serta
Memberikan pendidikan bukan hanya dalam penambahan pengetahuan dan keterampilan
melainkan pendidikan mental dan pribadi melalui pengajaran agama, budi pekerti
dan etiket.
Sebagaimana disebut di
atas, bahwa keluarga juga mempunyai andil dalam membentuk pribadi seorang
remaja. Jadi untuk memulai perbaikan, maka harus mulai dari diri sendiri dan
keluarga. Mulailah perbaikan dari sikap yang paling sederhana, seperti selalu
berkata jujur meski dalam gurauan, membaca doa setiap melakukan hal-hal kecil,
memberikan bimbingan agama yang baik kepada anak dan masih banyak hal lagi yang
bisa dilakukan oleh keluarga. Memang tidak mudah melakukan dan membentuk
keluarga yang baik, tetapi semua itu bisa dilakukan dengan pembinaan yang
perlahan dan sabar.
Dengan usaha pembinaan
yang terarah, para remaja akan mengembangkan diri dengan baik sehingga
keseimbangan diri yang serasi antara aspek rasio dan aspek emosi akan dicapai.
Pikiran yang sehat akan mengarahkan para remaja kepada perbuatan yang pantas,
sopan dan bertanggung jawab yang diperlukan dalam menyelesaikan kesulitan atau
persoalan masing-masing.Pemberian
bimbingan terhadap remaja tersebut bertujuan menambah pengertian remaja
mengenai Pengenalan
diri sendiri: menilai diri sendiri dan hubungan dengan orang lain.
Di lingkungan sekolah,
kepala sekolahlah yang berwenang dalam pelaksanan hukuman terhadap pelanggaran
tata tertib sekolah. Dalam beberapa hal, guru juga berhak bertindak. Akan
tetapi hukuman yang berat seperti skorsing maupun pengeluaran dari sekolah
merupakan wewenang kepala sekolah.
Kenakalan remaja
meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana yang dilakukan
oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-orang
di sekitarnya. Faktor yang melatar belakangi terjadinya kenakalan remaja dapat
dikelompokkan menjadi faktor internal dan faktor eksternal.
Adapun solusi
internal bagi seorang remaja dalam mengendalikan kenakalan remaja antara lain:
· Kegagalan mencapai
identitas peran dan lemahnya kontrol diri bisa dicegah atau diatasi dengan
prinsip keteladanan
· Adanya motivasi dari
keluarga, guru, teman sebaya untuk melakukan point pertama
· Remaja menyalurkan
energinya dalam berbagai kegiatan positif
· Remaja pandai memilih
teman dan lingkungan yang baik serta orangtua memberi arahan dengan siapa dan
di komunitas mana remaja harus bergaul,
·
Remaja membentuk
ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika ternyata teman sebaya atau
komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan
Berdasarkan kesimpulan di atas, untuk lebih menaruh
perhatian terhadap persoalan sosial, terutama kenakalan remaja. Hendaknya kita
dapat mencegah dan mengendalikan perilaku remaja sehingga tidak menimbulkan
masalah sosial yang terjadi akibat kenakalan-kenakalan remaja tersebut.(ab)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar