Minggu, 19 Juni 2016

Runner up guru berprestasi tingkat SMP sekota batam 2016 Nensy Suryati dari SMPS Maitreyawira



BATAM (SP) - Peningkatan kemampuan menulis  melalui pembelajaran kontekstual terintegrasi, itulah metode pembelajaran kepada siswa kelas VII yang digagas oleh Nensy Suryati SPd, guru bahasa indonesia SMPS Maitreyawira kelahiran 11 september 1968, yang membawanya meraih runner up pada ajang guru berprestasi tingkat SMP sekota batam 2016 mei lalu dan disampaikan langsung penghargaannya sabtu (11/6) lalu oleh kabid disdik kota batam Rustam Effendi.
Dikatakannya peningkatan kemampuan menulis  melalui pembelajaran kontekstual terintegrasi siswa yang diberikannya kepada siswa kelas VII SMP Maitreyawira berupa pembelajaran kontekstual terintegrasi adalah siswa diajak langsung ke narasumber melakukan observasi langsung sehingga selain mereka mendapatkan suatu materi pembelajaran yang dimaksud juga bisa mendapatkan lebih dari satu mapel dan dipadukan dengan mapel yang lain tersebut.
"Di sini saya menekankan pembelajaran berdasarkan konteks  ygan tidak monoton dalam kelas sehingga tercipta joyfull learning. Teintegrasi di sini dimaksudkan satu mapel dapat dilasanakan dengan mapel lain secara terpadu. Bahkan penugasan siswa juga bisa dilakukan satu tugas untuk beberapa mapel sekaligus, sehingga siswa tidak dibebankan banyak tugas. Misalkan kita mengadakan materi teks observasi dalam mapel Bahasa Indonesia dipadukan dengan biologi morfologi daun, siswa bisa dibawa ke kebun sekolah yang intinya satu kali jalan 2 tugas bisa dilaksanakan,"jelas Nensy pada suarapendidikan minggu (19/6).
Hal ini sudah diterapkannya pada siswa kelas VII SMPS Maitreyawira sejak 3 tahun lalu. " Contoh lain kami bawa siswa kunjungan  ke gedung DPRD batam, mengetahui cara membuat UU dipadukan dengan bahasa Indonesia Teks prosedur (cara melakukan sesuatu), pernah mengunjungi  museum di malaysia dan kebun binatang johor dan malaka, siswa membuat deskripsi apa yg mereka lihat disana, saat itu mencakup mapel biologi, etika, dan sejarah tahun 2015 lalu yang diikuti 100 siswa kelas VII dan 10 guru pendamping, metode ini bisa dikatakan seperti study tour, outbond, outdoor activity, setelahnya siswa diminta membuat rangkuman, dan penilaian masuk pengetahuan dan sikap (etika), untuk teknis pelaksanaan saya berkoordinasi pula dengan guru mapel lain sehingga penilaian materi pembelajaran siswa masuk ke penilaian mapel yang didapat, intinya bagaimana membuat siswa senang belajar, tidak hanya didalam kelas, dan saya akan terapkan juga ke kelas IX tahun depan dan harapan saya bisa diterapkan pula ke sekolah lain," harapnya.(dian)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ads Inside Post